“hhhuuaahhh” aku pun bernafas lega saat keluar dari
pesawat ini. Akhirnya aku sampai juga di Incheon Airport ,siapa yang tak tau
bandara ini. Ya, akhirnya aku sampai juga di korea. Annyeong korea, aku datang.
Aku pun segera mencari taksi untuk mengantarku ke sebuah apartemen dimana orang
tuaku telah menyewakannya untukku.
*flashback*
*flashback*
“kapan
ya salju turun di indonesia ?” tanya seorang gadis kecil dengan polosnya kepada
anak laki-laki di sampingnya. “jika aku sudah besar nanti aku akan membawamu
pergi untuk melihat salju di luar sana”. Jawab anak laki-laki itu. “kenapa kau
tidak membawa salju itu kemari saja ?. aku tidak mau jauh dari ibuku , aku
sangat menyayanginya”. “bagaimana mungkin salju dapat bertahan di tempat panas
seperti ini ?” “kalau begitu , jika sudah besar nanti aku akan pergi ke tempat
bersalju” kata gadis kecil itu sumringah. “pergilah ke korea , ayahku akan
menjalankan bisnis disana , dan besok aku akan berangkat ke korea. Besok
datanglah ke bawah pohon ini tepat jam 8 pagi sebelum aku berangkat ke korea.
Aku akan memberimu sesuatu.” Sahut anak laki-laki itu dengan wajah kecewa. “kau
akan pergi ? kau akan meninggalkanku ? siapa yang akan menemaniku ?” “kau masih
punya banyak teman jangan khawatir” ucap anak laki-laki itu menghibur.
*keesokan harinya*
Gadis
kecil itu berlari menuju pohon yang kemarin. Gadis itu tampak terengah-engah
dan mencari sosok yang sangat ingin ditemuinya. “dia sudah pergi , dia
benar-benar meninggalkan aku” gumam gadis itu kecewa dan meneteskan air mata.
Dan apa yang dia lihat ? hanyalah sebuah mobil yang melaju kencang. Gadis itu
berlari mengejar mobil itu , menangis , dan berteriak, namun apa daya ,
kecepatan mobil itu tak mampu dialampauinya , ia begitu lemah untuk mengejar
mobil itu.
“kau jahat , kau pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal padaku , kau menyebalkan ,aku benci padamu” ucap gadis itu terisak. Ia kemudian kembali ke pohon itu untuk mencari apa yang akan diberikan anak laki-laki itu kepadanya. Ia hanya menemukan sepucuk surat dan sebuah kalung dengan liontin kecil setengah hati.
*flashback end*
“kau jahat , kau pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal padaku , kau menyebalkan ,aku benci padamu” ucap gadis itu terisak. Ia kemudian kembali ke pohon itu untuk mencari apa yang akan diberikan anak laki-laki itu kepadanya. Ia hanya menemukan sepucuk surat dan sebuah kalung dengan liontin kecil setengah hati.
*flashback end*
Tak terasa air mata telah membasahi pipiku , akupun
menyeka nya dan berusaha untuk tersenyum. Kejadian itu ,, ya kejadian itu yang
selalu ku ingat , apa dia masih berada disini ? , apa dia masih mengingatku ?
atau kah dia sudah tak kenal denganku ?.
Sekarang aku sudah sampai di
apartemenku. Lumayan besar untuk tempat tinggal satu orang.
aku pun langsung membersihkan diri , merapikan semuanya , dan bersiap-siap untuk jalan-jalan.
aku pun langsung membersihkan diri , merapikan semuanya , dan bersiap-siap untuk jalan-jalan.
***
Aku berjalan menyusuri jalanan ini
, baru kali ini aku ke korea. Dan aku tidak fasih berbahasa korea. Bagaimana
jika aku akan berbicara dengan orang disini nantinya ?
Aku pun berhenti di taman sekitar apartemen itu. Aku merogoh tasku dan mengambil handphone-ku , aku pun mulai menelopon ibuku. “ halo, ibu ?” “ya,ada apa ? kau baik2 saja kan?” terdengar sahutan dari seberang sana. “ ah, aku baik2 saja. Aku kangen sekali padamu ,ibu” “aku juga kangen” “ibu bagaimana keadaanmu ?” “aku baik-baik saja , nak ? bagaimana denganmu ? apa kau senang disana ?” “disini sangat dingin , aku membutuhkan pelukanmu” “aku selalu memelukmu dari sini sayang. Sudah dulu ya, sayang. Ibu mau pergi dulu. Baik-baiklah disana, aku merindukanmu” “ah, iya bu, sampai jumpa”. Mungkin hanya dengan mendengar suaranya , sudah cukup untuk mengobati rasa rinduku padanya. Aku pun membaca novel kesukaanku di taman ini. Hal ini cukup menyenangkan bagiku, walaupun banyak orang yang menyebutnya sebagai hal yang membosankan.
Aku pun berhenti di taman sekitar apartemen itu. Aku merogoh tasku dan mengambil handphone-ku , aku pun mulai menelopon ibuku. “ halo, ibu ?” “ya,ada apa ? kau baik2 saja kan?” terdengar sahutan dari seberang sana. “ ah, aku baik2 saja. Aku kangen sekali padamu ,ibu” “aku juga kangen” “ibu bagaimana keadaanmu ?” “aku baik-baik saja , nak ? bagaimana denganmu ? apa kau senang disana ?” “disini sangat dingin , aku membutuhkan pelukanmu” “aku selalu memelukmu dari sini sayang. Sudah dulu ya, sayang. Ibu mau pergi dulu. Baik-baiklah disana, aku merindukanmu” “ah, iya bu, sampai jumpa”. Mungkin hanya dengan mendengar suaranya , sudah cukup untuk mengobati rasa rinduku padanya. Aku pun membaca novel kesukaanku di taman ini. Hal ini cukup menyenangkan bagiku, walaupun banyak orang yang menyebutnya sebagai hal yang membosankan.
***
Beberapa hari ini aku sering pergi ke taman itu untuk membaca
novel kesukaanku. Tiba-tiba seorang namja (cowok) berjalan ke arahku. Aku pun
terus memandanginya. “annyeong :)”
sapanya. “ummhh.. annyeong” sapaku sedikit ragu, takut kalau-kalau kata-kataku
terlihat aneh di depannya. Dia hanya tersenyum , mungkin memaklumiku karena
cara bicaraku yang aneh. “what’s your name ?” tanyanya menggunakan bahasa
inggris yang terdengar aneh bagiku. Mungkin karena dia tahu jika aku tidak bisa
berbahasa korea,maka nya dia menggunakan bahasa inggris.
“ummhh, nayla” kataku sambil mengulurkan
tanganku. “min wo” katanya sambil membalas uluran tanganku sembari tersenyum.
“where you come from ?” tanyanya lagi.
“Indonesia” jawabku dengan sumringah. “ouh, that’s wonderful country” katanya
memuji. “ouh, thanks” akupun berterimakasih atas pujiannya. “apa itu novel ?”
katanya sedikit terbata-bata. Aku pun terkejut. Dia bisa berbahasa indonesia ?.
“kau bisa berbahasa indonesia ?” kataku sambil terheran-heran. “sedikit”
katanya tersenyum. “kau orang Indonesia ?” tanyaku. “dulunya, tapi sejak ayahku
ada urusan disini aku pun ahkhirnya pindah ke sini. Bahkan aku lupa siapa nama
kecilku ?” “ooh, tapi menurutku , kau begitu fasih berbahasa indonesia. Ahh
,leganya akhirnya aku menemukan orang indonesia juga disini. Jadi, aku tidak
usah sulit-sulit untuk membuka google translate. Hihihih..” kataku sambil
terkekeh. Dia hanya membalas dengan senyuman.
Beberapa hari ini akau sering jalan bersamanya untuk
sekedar mengenal lebih jauh tentang korea. Dan, hari ini pun aku ada janji
untuk makan siang dengannya. Kami akan bertemu di taman biasanya.
“halo :)” sapanya. “halo, bagaimana kabarmu hari ini ?” tanyaku sedikit berbasa-basi. “baik-baik saja. Bagaimana denganmu ?” “sangat baik :D” sahutku. “aku akan mentraktirmu ke tempat makan kesukaanku” “benarkah ? dimana itu?” “lihat saja nanti. Ayo ikut aku.” Katanya sambil menggandeng tanganku menuju mobilnya.
“halo :)” sapanya. “halo, bagaimana kabarmu hari ini ?” tanyaku sedikit berbasa-basi. “baik-baik saja. Bagaimana denganmu ?” “sangat baik :D” sahutku. “aku akan mentraktirmu ke tempat makan kesukaanku” “benarkah ? dimana itu?” “lihat saja nanti. Ayo ikut aku.” Katanya sambil menggandeng tanganku menuju mobilnya.
Kami pun sampai di sebuah resto yang cukup mewah bagiku.
Dengan desain khas korea yang klasik. Tiba-tiba seorang pelayan kasir itu
menyapa namja di sampingku dan berkata sesuatu padanya. Dan sialnya, aku tidak
tau apa yang mereka perbincangkan. Saat menunggu makanan aku pun bertanya
padanya “apa yang tadi dibicarakan oleh orang itu ?” kataku sambil melirik ke
arah orang yang tadi.
“tidak apa-apa. Dia hanya bilang bahwa kau itu cantik” katanya sambil menggodaku. “aisshh, benarkah ? kurasa orang itu bohong, jika dia mengatakan bahwa aku cantik.” Kataku sedikit sewot. “kau memang cantik. Dan kurasa orang itu benar.” Sahutnya sambil sepertinya dia benar-benar memperhatikan wajahku. Aku yang merasa risih pun langsung menutupi wajahku. “jangan memandangku seperti itu, wajahmu sangat mengerikan saat memandangiku seperti itu” kataku dengan nada ketakutan. Dia hanya tertawa melihatku seperti itu.
“tidak apa-apa. Dia hanya bilang bahwa kau itu cantik” katanya sambil menggodaku. “aisshh, benarkah ? kurasa orang itu bohong, jika dia mengatakan bahwa aku cantik.” Kataku sedikit sewot. “kau memang cantik. Dan kurasa orang itu benar.” Sahutnya sambil sepertinya dia benar-benar memperhatikan wajahku. Aku yang merasa risih pun langsung menutupi wajahku. “jangan memandangku seperti itu, wajahmu sangat mengerikan saat memandangiku seperti itu” kataku dengan nada ketakutan. Dia hanya tertawa melihatku seperti itu.
Setelah selesai makan kami pun melanjutkan jalan-jalan.
“apa pacarmu tidak marah jika mengetahui bahwa kamu sedang jalan bersamaku”
“bagaimana mungkin pacarku marah ?” “maksudmu ?” tanyaku sedikit bingung.
“bagaimana mungkin pacarku marah jika nyatanya dia ada disampingku sekarang” .
akupun celingukan mencarinya. “dimana?” tanyaku dengan polos. “paboya, siapa
lagi orang disini selain kita , dan disampingku hanya ada kamu. Jadi...” belum
sempat dia melanjutkan perkataannya aku sudah memotongnya terlebih dahulu “apa
maksudmu ? siapa yang mau jadi pacarmu. Kau pikir aku senang jika menjadi
pacarmu ?” “haha... kau ini. Siapa yang bilang jika pacarku itu kau?. Aku belum
selesai bicara dan kau sudah memotongnya.” “aisshh , kau ini. Dasar
menyebalkan” kataku dengan kesal.
“salju” katanya lirih. “apa kau
bilang tadi ?” tanyaku yang tidak jelas dengan apa yang dia katakan. “ah tidak
apa-apa, ayo kita pulang, salju sudah turun.” “salju ? wwaaaa.... ini dia yang
kutunggu selama ini.” “kau menunggu salju ?” “hhhmm” kataku sambil mengangguk.
“kenapa kau terlihat sedih ?” tanyaku padanya setelah wajahnya berubah menjadi murung. “ah, tidak apa-apa, lanjutkanlah permainanmu dengan salju itu.” “ayo ikutlah denganku” “tidak, salju sangat membosankan, salju mempunyai kenangan yang pahit bagiku.” “benarkah ?. dari dulu aku sangat menginginkan salju , tapi kenapa kau sangat membencinya ?” kataku dengan kecewa. “benarkah?”. “hmm..o,ya kau bilang kau punya kenangan yang menyakitkan. Bolehkah aku mengetahuinya” “untuk apa ? aku tak ingin mengungkitnya lagi” “ayolaahh... kumohon” kataku sambil memelas. “yahh ... baiklah” katanya menyerah. “dulu aku mempunyai gadis kecil yang sangat kucintai. Dia menginginkan salju turun dihadapannya. Dia sepertimu, dia sangat ceria, perhatian, dan matanya penuh dengan tatapan kasih sayang saat menatap seseorang yang sedang bersamanya.” Katanya menjelaskan. “ lalu ?” kataku penasaran. “aku pernah berjanji padanya, aku akan mengajaknya pergi ke sini untuk melihat salju. Tapi , apa nyata nya ? aku sudah merasakan dinginnya salju ber tahun-tahun tanpa dirinya. Aku belum sempat mengajaknya kemari, bahkan saat pergi , aku belum sempat mengucapkan selamat tinggal padanya. Aku sangat menyesal. Andai aku dapat mempunyai mesin waktu dan dapat kuputar kembali ke masa lalu. Mungkin dia sudah berada disini sekarang. Ah.. andai saja” “oppa...” sahutku dengan gemetar menahan tangis. “apa kau benar-benar pangeranku yang dulu ?”aku pun menjatuhkan air mata karena tak kuat menahan tangisku. “hey mengapa kau menangis, dan.... apa maksudmu ? pangeranmu ? apa yang kau maksud dengan pangeranmu?”. Aku pun mengambil sesuatu dari tas ku, sebuah kalung setengah hati dan sebuah surat yang telah kusam lalu memberikannya padanya. “kau jahat , kau meninggalkanku. Kau tau kaki ku lecet karena mengejarmu. Kau tau , luka itu tak sesakit hatiku yang telah kau tinggalkan. Aku begitu sakit. Selama bertahun-tahun aku merasa kesepian. Aku sangat merindukanmu” kataku sambil terisak. “putri saljuku ? kau benar-banar putri saljuku. Kau yang telah kucari selama ini. Maafkan aku. Maafkan aku yang telah meninggalkanmu. Maafkan aku yang tidak mengucapkan selamat tinggal padamu. Maafkan aku yang telah menyakitimu. Maafkan aku yang telah melukaimu. Maafkan aku yang telah membuatmu merasa sepi, maaf kan aku yang membuatmu merindukanku. Maafkan aku untuk segalanya.” Katanya dengan air mata yang membasahi pipinya. Aku pun memeluknya. Hangat hangat sekali.
“kau tahu ? aku selalu menunggumu dibawah pohon tempat kita bermain dulu. Dan kau tahu, aku ingin memberikan ini untukmu. Tapi, aku tidak tahu nomor teleponmu aku tidak tau alamatmu.” Kataku sambil memberikan sepucuk surat padanya. “oppa.. kapan kau kembali ke Indonesia ? ayo kita pulang. Aku tidak bisa disini selamanya. Aku harus pulang. Ayo ikutlah denganku.” Kataku terisak lagi. “tidak mungkin. Aku tidak bisa kembali kesana. Aku harus mengurus perusahaan ayahku disini.”
“aku akan pulang besok” kataku kecewa. “ya tuhann, kenapa aku baru mengetahuinya sekarang” katanya penuh penyesalan. “tenang saja. Aku akan tetap mencintaimu sampai salju turun di indonesia.”kataku sambil memegang erat tangannya. “benarkah? Jagalah ini semua, aku akan segera menyusulmu ke Indonesia. Tunggu aku kembali.” Katanya sambil menyerahkan kalung setengah hati dan surat darinya dulu itu.
“kenapa kau terlihat sedih ?” tanyaku padanya setelah wajahnya berubah menjadi murung. “ah, tidak apa-apa, lanjutkanlah permainanmu dengan salju itu.” “ayo ikutlah denganku” “tidak, salju sangat membosankan, salju mempunyai kenangan yang pahit bagiku.” “benarkah ?. dari dulu aku sangat menginginkan salju , tapi kenapa kau sangat membencinya ?” kataku dengan kecewa. “benarkah?”. “hmm..o,ya kau bilang kau punya kenangan yang menyakitkan. Bolehkah aku mengetahuinya” “untuk apa ? aku tak ingin mengungkitnya lagi” “ayolaahh... kumohon” kataku sambil memelas. “yahh ... baiklah” katanya menyerah. “dulu aku mempunyai gadis kecil yang sangat kucintai. Dia menginginkan salju turun dihadapannya. Dia sepertimu, dia sangat ceria, perhatian, dan matanya penuh dengan tatapan kasih sayang saat menatap seseorang yang sedang bersamanya.” Katanya menjelaskan. “ lalu ?” kataku penasaran. “aku pernah berjanji padanya, aku akan mengajaknya pergi ke sini untuk melihat salju. Tapi , apa nyata nya ? aku sudah merasakan dinginnya salju ber tahun-tahun tanpa dirinya. Aku belum sempat mengajaknya kemari, bahkan saat pergi , aku belum sempat mengucapkan selamat tinggal padanya. Aku sangat menyesal. Andai aku dapat mempunyai mesin waktu dan dapat kuputar kembali ke masa lalu. Mungkin dia sudah berada disini sekarang. Ah.. andai saja” “oppa...” sahutku dengan gemetar menahan tangis. “apa kau benar-benar pangeranku yang dulu ?”aku pun menjatuhkan air mata karena tak kuat menahan tangisku. “hey mengapa kau menangis, dan.... apa maksudmu ? pangeranmu ? apa yang kau maksud dengan pangeranmu?”. Aku pun mengambil sesuatu dari tas ku, sebuah kalung setengah hati dan sebuah surat yang telah kusam lalu memberikannya padanya. “kau jahat , kau meninggalkanku. Kau tau kaki ku lecet karena mengejarmu. Kau tau , luka itu tak sesakit hatiku yang telah kau tinggalkan. Aku begitu sakit. Selama bertahun-tahun aku merasa kesepian. Aku sangat merindukanmu” kataku sambil terisak. “putri saljuku ? kau benar-banar putri saljuku. Kau yang telah kucari selama ini. Maafkan aku. Maafkan aku yang telah meninggalkanmu. Maafkan aku yang tidak mengucapkan selamat tinggal padamu. Maafkan aku yang telah menyakitimu. Maafkan aku yang telah melukaimu. Maafkan aku yang telah membuatmu merasa sepi, maaf kan aku yang membuatmu merindukanku. Maafkan aku untuk segalanya.” Katanya dengan air mata yang membasahi pipinya. Aku pun memeluknya. Hangat hangat sekali.
“kau tahu ? aku selalu menunggumu dibawah pohon tempat kita bermain dulu. Dan kau tahu, aku ingin memberikan ini untukmu. Tapi, aku tidak tahu nomor teleponmu aku tidak tau alamatmu.” Kataku sambil memberikan sepucuk surat padanya. “oppa.. kapan kau kembali ke Indonesia ? ayo kita pulang. Aku tidak bisa disini selamanya. Aku harus pulang. Ayo ikutlah denganku.” Kataku terisak lagi. “tidak mungkin. Aku tidak bisa kembali kesana. Aku harus mengurus perusahaan ayahku disini.”
“aku akan pulang besok” kataku kecewa. “ya tuhann, kenapa aku baru mengetahuinya sekarang” katanya penuh penyesalan. “tenang saja. Aku akan tetap mencintaimu sampai salju turun di indonesia.”kataku sambil memegang erat tangannya. “benarkah? Jagalah ini semua, aku akan segera menyusulmu ke Indonesia. Tunggu aku kembali.” Katanya sambil menyerahkan kalung setengah hati dan surat darinya dulu itu.
***
Hari ini tiba saat nya aku pulang ke Indonesia. Dia
mengantarku sampai ke bandara. Berat rasanya kembali berpisah dengannya. Dengan
orang yang selama ini aku cari. Ya Tuhann kuatkanlah hati ini.
aku pun segera naik ke atas pesawat. Aku pun melambaikan tanganku kepadanya saat pesawat mulai take off. Pandanganku semakin mengecil bersamaan dengan jauhnya dan cepatnya pesawat ini yang membawaku untuk pulang. “aku tetap mencintaimu sampai salju turun di Indonesia ,oppa...” kataku dalam hati sambil berharap dia akan kembali padaku.
aku pun segera naik ke atas pesawat. Aku pun melambaikan tanganku kepadanya saat pesawat mulai take off. Pandanganku semakin mengecil bersamaan dengan jauhnya dan cepatnya pesawat ini yang membawaku untuk pulang. “aku tetap mencintaimu sampai salju turun di Indonesia ,oppa...” kataku dalam hati sambil berharap dia akan kembali padaku.